LABUHA-CM.com, Salah satu isu strategis dalam bidang pembangunan keluarga adalah masih rendahnya kualitas hidup lansia dan kemampuan keluarga dalam merawat lansia.
Oleh karena itu, lansia termasuk salah satu kelompok rentan yang harus mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak demi kesejahteraan lansia itu sendiri dan keluarga yang memiliki lansia.
Demi meningkatkan kualitas hidup lansia dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi pengelola Bina Keluarga Lansia (BKL) di tingkat kabupaten/kota dan lini lapangan, BKKBN Maluku Utara melaksanakan Sosialisasi 7 dimensi Lansia tangguh yang telah digelar di Kabupaten Halmahera Barat dan Halmahera Utara, serta kini digelar di Halmahera Selatan, Selasa, (26/03/2024) bertempat di Gedung Malaria Center Kabupaten Halmahera Selatan.
Sosialisasi mengenai 7 dimensi lansia tangguh dilaksanakan agar seluruh keluarga memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk menyiapkan lansianya menjadi lansia tangguh, sehat dan mandiri serta juga mendapat pengetahuan mendalam terkait perawatan jangka panjang bagi lansia.
Kegiatan yang diikuti oleh pengelola Ketahanan Keluarga OPD KB, PKB/PLKB, Kader IMP dan Kader BKL Kabupaten Halmahera Selatan ini dibuka langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara Nuryamin, S.TP., M.M.
Dalam arahannya, Nuryamin menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi di dalam program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (BANGGA KENCANA) begitu kompleks.
“ Seperti masalah pada lansia ini juga harus menjadi fokus pemerintah setempat demi terwujudnya lansia yang sehat, aktif, produktif dan bermartabat,” kata Nuryamin.
Ia juga menekankan kepada pihak OPD KB Kabupaten Halmahera Selatan dan pemerintah daerah setempat untuk membentuk setidaknya ada satu sekolah lansia di setiap desa/kelurahan sebagai wadah lansia mengekspresikan diri dan keahlian yang dimiliki.
Sementara Kepala DP3AKB Kabupaten Halmahera Selatan Karima Nasarudin, M.M.Kes, Apt. dalam sambutannya mengatakan, sosialisasi 7 dimensi lansia tangguh ini juga terintegrasi dengan program Percepatan Penurunan Stunting.
“Kelompok lansia ini memiliki peran dalam membantu mengatasi persoalan stunting melalui pengalamannya mengasuh anak dalam jumlah besar tapi sukses. Oleh karena itu, kegiatan ini sangat penting untuk dilaksanakan,” kata Karima.
Selanjutnya arahan dan penjelasan oleh Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting (KKPS) Wahyudi, SE, M.Si terkait gambaran-gambaran target perjanjian kinerja yang telah di breakdown untuk Kabupaten Halmahera Selatan yakni, jumlah kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) yang mendapat fasilitasi pembinaan pelayanan ramah lansia untuk target nasional sebanyak 152 kelompok, sedangkan untuk Kabupaten Halmahera Selatan sendiri sebanyak 30 kelompok.
Kegiatan selanjutnya ditutup dengan pemberian materi terkait Bina Keluarga Lansia (BKL) oleh tim kerja KKPS Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara. (cm-red)
Discussion about this post