WEDA-CM.com, Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Tengah saat ini sudah memiliki mesin pengisian oksigen, namun mesin yang dibeli pada tahun 2018 lalu itu, hanya difungsikan kurang lebih enam bulan dimasa pandemi Covid-19.
Padahal, tabung Oksigen adalah salah satu perangkat medis yang digunakan untuk memberikan oksigen tambahan atau ekstra kepada pasien dengan masalah pernapasan.
Kepala Dinas Kesehatan Lutfi Djafar ketika dikonfirmasi media ini mengatakan, kendala mesin pengisian oksigen hanya daya listrik dari PLN tidak mampu, padahal kata Lutfi, pihaknya sudah berupaya dengan memasang gardu di depan instalasi, namun tetap saja daya listrik tidak mampu.
“Kami sudah kordinasi dan penuhi kebutuhan terkait itu dengan PLN, sampai pasang gardu di depan instalasi tapi tetap saja tidak bisa difungsikan,” katanya.
Menurut Luthfi , pihaknya sempat uji coba kurang lebih 6 bulan dengan Daya Loos strom, setelah itu daya pln tidak mampu untuk hidupkan mesin pengisian oksigen.
“Saya me so bingun deng pln pe pembagian jaringan listrik, padahal itu daya yang masuk ke kantor Dinkes lama itu cukup besar, tapi strom yang masuk itu, kase hidup mesin saja tidak mampu,” jelas Kadinkes.
Sementara Kepala Puskesmas Lelilef, Bachsyuan Zami Hasan dikonfirmasi mengatakan, pengadaan tabung oksigen untuk puskesmas Lelilef dibeli sendiri oleh pihak puskesmas.
” Untuk oksigen seluruuh Puskesmas tidak ada pengadaan, kita dari puskesmas yang beli sendiri,” akunya.
Dikatakannya, anggaran untuk pembelian tabung oksigen diambil penghasilan dari pasien umum di luar tanggungan BPJS.” Jadi, uangnya kita kumpul baru beli oksigen,” ujarnya.
Seraya mengaku, harga untuk tabung oksigen yang berukuran besar berkisar Rp 3 sampai Rp 5 jutaan. (biL)
Discussion about this post