TERNATE-CM.com, Kementeriaan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyebut Maluku Utara memiliki potensi dan permasalahan dalam infratruktur pembangunan. Dalam potensi ekonomi disebutkan, terdapat potensi unggulan yaitu Industri Pengolahan, Pertambangan, Pertanian, dan Pariwisata.
Demikian dikatakan Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah III.B, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Sukamto S.T.,M.Eng.,M.Sc dalam pemaparannya dalam diskusi Musrenbang RKPD Maluku Utara Tahun 2024 di Sahid Hptel Ternate, Jumat (28/4/2023).
Menurutnya, potensi lainnya, yakni perkembangan kawasan perkotaan setiap gugus pulau cukup baik, karena memiliki engine of growth Kawasan Prioritas sudah mulai berkembang.
Selain itu, Maluku Utara juga memiliki permasalahan umum, yakni keberadaan Kota Baru Sofifi sebagai Ibukota provinsi saat ini belum optimal.
Selain itu juga, pergerakan orang dan barang masih berpusat pada Kota Ternate. Kawasan prioritas belum memberikan trickle-down effect secara ekonomi bagi wilayah sekitarnya.
“Beberapa wilayah juga belum terlayani oleh infrastruktur yang baik, khususnya Provinsi Maluku Utara bagian Selatan, yakni di Kabupaten Kepulauan Sula dan Pulau Taliabu,” katanya.
Bahkan, kawasan perkotaan yang berada di pesisir pulau rawan bencana tsunami, serta rawan banjir, akibat belum optimalnya drainase kepadatan penduduk Kota Ternate yang terus meningkat, dengan limitasi pengembangan Gunung Api Gamalama sebagai kawasan lindung, perlu mendapatkan perhatian dan kedepannya agar status daya dukung lahan tidak melampaui.
Dirinya juga menyebutkan, arah pengembangan wilayah Maluku Utara sesuai sumber darin RPW Provinsi Malut bahwa, arah strategisnya yakni, penyiapan perumahan dan infrastruktur pendukung di sekitar kawasan industri untuk mengantisipasi pertambahan penduduk dan pekerja.
Optimalisasi sektor pertanian dengan dukungan infrastruktur sumber daya air untuk dapat memenuhi kebutuhan lokal dan ekspor serta pengembangan Kota Baru Sofifi sebagai pintu gerbang menuju Pulau Halmahera dan sebagai simpul pelayanan dari kawasan perkotaan lain. “Selain itu juga pengembangan potensi-potensi pariwisata dan penyediaan infrastruktur dasar dan peningkatan konektivitas pada kawasan tertinggal,” katanya.
Sedangkan prinsip pengembangannya, yakni, Pertama, pengembangan sektor industri dukungan infrastruktur dasar di sekitar kawasan industry. Kedua, pengembangan sektor Perikanan dan Pertanian Tanaman Pangan Dukungan infrastruktur penunjang untuk SKPT Morotai dan dukungan infrastruktur sumber daya air untuk kawasan pertanian tanaman pangan. Ketigam, penyiapan infrastruktur penunjang mendukung Ibu Kota Baru Sofifi Kota Sofifi kedepannya akan menjadi pusat pelayanan, pergerakan orang dan barang.
Keempat, wilayah perkotaan dikembangkan dengan Menyediakan Infrastruktur untuk Menciptakan Kawasan Perkotaan yang Lebih Layak Huni Penyediaan sumber air baku untuk mengantisipasi krisis air baku (Kota Ternate). Penyediaan infrastruktur skala kawasan terutama di wilayah dengan kepadatan tinggi.
“Kelima adalah pengembangan sektor pariwisata berbasis wisata alam, budaya dan sejarah pengembangan wisata di KSPN Morotai yang merupakan potensi bahari yang memiliki bentang alam, keanekaragaman budaya tinggi dan bangunan bersejarah,” katanya.
Keenam, perwujudan pusat pertumbuhan baru berbasis sektor unggulan setiap wilayah penyediaan infrastruktur dasar di setiap pusat pertumbuhan (sentra produksi pertanian, perkebunan dan obyek wisata unggulan) yang dapat meningkatkan perekonomian daerah.
Ketujuh, pengembangan konektivitas transportasi dan infrastruktur penunjang untuk mendukung arus logistik dan transportasi antar moda Provinsi Maluku Utara yang merupakan wilayah kepulauan, fungsi pelabuhan laut dan pelabuhan penyeberangan merupakan sarana transportasi yang sangat perlu mendapatkan perhatian, konektivitas masih rendah. “Yang perlu mendapat perhatian itu Maluku Utara bagian selatan,” katanya. (cm-red)
Discussion about this post