TERNATE-CM.com, Sosiolog Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Dr. Herman Usman menilai, kenakalan anak-anak usia remaja menggunakan Lem Eha-Bond menjadi marak di kota Ternate saa ini, karena tidak adanya peran keluarga yang sangat longgar (lemah), sehingga secara otomatis memberikan dampak terhadap daya kontrol terhadap anak.
“Secara psikologis anak-anak nakal atau anak-anak yang di luar dari kendali itu yang melakukan perilaku menyimpang, sebenarnya adalah fungsi keluarga itu menjadi penting untuk melakukan pengkontrolan,” kata Herman ketika di wawancarai belum lama ini.
Menurutnya, sosialisasi terhadap tindakan-tindakan atau perilaku menyimpang, baik di level sekolah maupun di institusi keluarga, belum terlalu kuat. Untuk itu katanya, di level institusi keluarga dan institusi pendidikan dan social, perlu penguatan soal dampak dari kasus penggunaan lem eha-bond.
Ia juga meminta agar di institusi agama, misalnya di tempat-tempat ibadah perlu ada penguatan, juga perlu diberikan kepada jamaah yang ada, sehingga ada perbandingan antara lingkungan keluarga dimana dia bergaul dan lingkungan sosial yang lain bisa menjadi lebih kuat.
Herman menegaskan, perlu ada semacam sanksi kuat yabg diberikan, entah lewat institusi pendidikan atau institusi keluarga terhadap pihak-pihak yang ikut serta dalam penyebaran lem e-bon. “Mungkin juga di level pemerintah bisa ada pengendalian soal penjualan lem, sehingga bisa membatasi penjual lem,” katanya. Seraya berharap ada pembinaan soal anak-anak yang telah terlibat jauh dengan tindakan-tindakan tersebut. (oby/cm-red)
Discussion about this post