TERNATE-CM.com, Pasien yang berada di lokasi karantina Sahid Bela Hotel, memilih kabur. Pasalnya, mereka merasa sehat, tidak betah dan jenuh saat berada di lokasi karantina.
Berdasarkan rekaman video yang diterima di grup WhatsAap Media Center Covid-19, Kamis (14/5/2020), terlihat 10 pasien yang keluar dari Sahid Bela Hotel dengan membawa barang bawaan mereka. Bahkan, mereka nyaris menumpang kendaraan roda dua alias ojek untuk kembali ke rumah.
Petugas Satpol dan petugas SDH yang berada di Sahid Bela Hotel dengan menggunakan alat pelindung diri (APD), kemudian menahan mereka dan berupaya memberikan arahan dan edukasi agar kembali ke lokasi karatina Sahid Bela Hotel.
Akhirnya setelah memberikan pengertian, kesepuluh pasien ini kembali dengan tertib ke kamar masing-masing di lokasi karantina Sahid Bela Hotel.
Koordinator Humas Covid-19 Provinsi Maluku Utara, Mulyadi Tutupoho membenarkan pasien Covid-19 yang berada di lokasi karantina kabur. “Iya benar, mereka sempat kabur dari lokasi karantina, tapi saat ini mereka sudah kembali ke kamar masing-masing di Sahid Bela Hotel,” katanya.
Sementara itu, informasi yang diterima wartawan menyebutkan, kaburnya para pasien Covid-19 ini sudah direncanakan tiga hari lalu. Bahkan, mereka pasien mengancam tenaga medis, dan kompak bersama untuk keluar dari lokasi karantina, kalau hasil swab test yang dijanjikan belum juga keluar atau belum diterima. Bahkan, tenaga medis yang menangani mereka, sudah memberikan pengertian, namun tidak diindahkan dan ngotot untuk tetap pulang ke rumah.
Keinginan para pasien yang sembuh ini juga, sempat beredal video di WhatsAap dengan durasai 02.38 detik. Terlihat percakapan empat pasien yang mengeluh masih berada di lokasi karantina Sahid Hotel Bela, walaupun kondisi mereka dalam keaadaan sehat. “Tong pe hasil negatif, kenapa masih tahan torang disini. Kasih torang isolasi mandiri di rumah, torang juga punya keluarga dan mau bekerja mencari nafkah untuk keluarga,” kata salasatu pasien dalam video tersebut.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Maluku Utara, dr. Alwia Assagaf. M.Kes mengatakan, wajar kalau mereka pasien merasa jenuh dan juga memikirkan keluarganya.
“Memaksa keluar hanya akan memperburuk keadaan. Tetapi pilihannya apakah di lokasi karantina kabupaten/kota ataukah isolasi mandiri di rumah biasa diawasi masyarakat ? Kalau masyarakat siap mengawasi, tidak jadi masalah. Tapi sebaiknya harus dikarantina hingga benar-benar sembuh, baru bisa keluar dan berkumpur bersama keluarga,” katanya.
Dirinya juga meminta kepada pasein sembuh untuk bersabar, sampai hasil swab test keluar, sehingga bisa segera mengetahui hasil perkembangan pasien-pasien tersebut.
Untuk diketahu, kasus pasien Covid-19 kabur dari tempat isolasi, menunjukkan bahwa masih banyak orang yang tak menyadari pentingnya mencegah penyebaran virus mematikan ini. Bahkan, kaburnya mereka justru membuat masyarakat merasa resah. Hal ini lantaran, mereka bisa menularkan virus kepada siapa saja, termasuk keluarga dan anak mereka. (red)
Discussion about this post