TERNATE-CM.com, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Maluku Utara, berharap managemen tim sepakbola, bisa mendampingi anak asuh Coach Rahmat “Poci” Rivai, dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX di Papua.
Sekertaris KONI Maluku Utara, Jasman Abubakar saat dikonfirmasi cerminmalut.com via handphone, Senin (20/9/2021) mengatakan, managemen sudah bekerja dari awal dan membawa tim sepakbola Maluku Utara untuk pertama kalinya lolos ke PON.
Bahkan, persiapan tim sudah di akhir, sehingga dirinya sangat berharap managemen bisa mendampingi tim sepakbola Malut di PON Papua. “KONI sangat berharap managemen bisa mendampingi tim sepakbola, karena ini sudah di akhir, semua sudah bekerja dan marilah torang sama –sama berbuat untuk Maluku Utara dalam PON di Papua,” katanya.
Jasman juga berharap masalah yang terjadi bisa dikomunikasi baik-baik dan diselesaikan dengan bijak. KONI kata Jasman, sudah melakukan yang terbaik untuk Maluku Utara, KONI melakukan secara professional dan melalui prosedural yang KONI lakukan. “Kalau ada apa-apa bisa dikomunikasi dengan baik dan diperbaiki, demi sepakbola Maluku Utara,” katanya.
Dirinya juga membantah bahwa KONI Maluku Utara mengambil alih tugas yang sudah dilakukan managemen tim. Bahkan, KONI telah memberikan kepercayaan kepada managemen untuk mengurus tim sepakbola yang berlaga di PON Papua. “Kemarin kami sudah memberikan hak-hak bagi para pemain dan pelatih, disaksikan oleh tim managemen,” ungkap Jasman. Seraya menambahkan, apa yang KONI lakukan karena KONI mempunyai kepentingan administratif. “Sekali lagi kami berharap managemen bisa bersama tim sepakbola berangkat ke PON Papua, karena semua fine –fine saja, tidak ada masalah,” katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Tim Sepak Bol PON, Guntur Rahman De Briving kepada wartawan, Ahad (19/9/2021) mengatakan, seluruh manajemen tim sepakbola tidak mendampingi tim berlaga di PON. Keputusan manajemen tersebut, praktis tim sepak bola tanpa manajemen.
“Saya bicara atas nama manajer dan seluruh tim manajemen, bahwa manajemen tidak lagi ikut mendampingi tim ke Papua,” kata Sekretaris Tim Sepak Bol PON, Guntur Rahman De Briving kepada wartawan, Ahad (19/9/2021).
Menurut Guntur, ada beberapa persoalan yang membuat tim manajemen mengambil kepuutusan tersebut. Pertama, berdasarkan Handbook PON, dimana official jumlahnya 50 persen dari jumlah peserta, sementara KONI Malut memberikan jatah 7 orang.
Sedangkan lanjut Guntur, jumlah pemain dalam tim PON sepak bola sebanyak 20 orang. Artinya, jumlah official harusnya 10 orang. Dan saat ini manajemen tim sebanyak 12 orang. Sisanya nanti manajemen yang mencari tanpa lagi membebani KONI maupun sponsor.
Kedua, katanya, pembagian honor untuk pelatih dan pemain dari pihak KONI dari manajemen tidak mengetahui dan tidak dilibatkan, sehingga manajemen menilai tidak ada peran manajemen, dalam hal ini terutama untuk mengatur tim sebagaimana aturan dalam sebuah manajemen tim. “Sementara tim adalah tanggung jawab manajemen, posisi manajemen saat ini adalah perpanjangan tangan dari Asprov PSSI, karena telah diberikan SK, di dalamnya tercantum semua urusan termasuk mengelola keuangan,”kata Guntur.
Tak hanya pembagian honor, pembagian uang saku juga pihak manajemen tidak mengetahui. “Dari sinilah manajemen menilai, manajemen tidak lagi perlu berada dalam tim, dan lebih baik diserahkan ke KONI yang mengelolahnya,” katanya.
Diaku Gunut, saat ini akibat dari hal tersebut, antara pihak manajemen dan pelatih tak lagi harmonis, sehingga manajemen memutuskan untuk tidak bersama, karena dikuatirkan akan mengganggu tim.
Untuk itu, kata Guntur, pihak manajer dan manajemen lainnya memberikan dukungan moril dan berharap agar tim sepak bola PON Maluku Utara tetap memberikan hasil terbaik. “Kami berharap tim memberikan yang terbaik bagi publik Maluku Utara,”sebut Guntur.
Untuk dietahui, tim sepakbola dijadwalkan bertolak ek Papua pada 23 September, dan akan melakoni laga perdana menghadapi Nusa Tenggara Timur pada 28 September, di Stadion Mandala Jayapura, Papua. (cm-red)
Discussion about this post