TERNATE-CM.com, Jelang keberangkatan tim sepakbola Maluku Utara, menuju PON ke XX di Papua, yang direncanakan 23 September mendatang, seluruh manajemen tim sepakbola tidak mendampingi tim berlaga di PON. Keputusan manajemen tersebut, praktis tim sepak bola tanpa manajemen.
“Saya bicara atas nama manajer dan seluruh tim manajemen, bahwa manajemen tidak lagi ikut mendampingi tim ke Papua,” kata Sekretaris Tim Sepak Bol PON, Guntur Rahman De Briving kepada wartawan, Ahad (19/9/2021).
Menurut Guntur, ada beberapa persoalan yang membuat tim manajemen mengambil kepuutusan tersebut. Pertama, berdasarkan Handbook PON, dimana official jumlahnya 50 persen dari jumlah peserta, sementara KONI Malut memberikan jatah 7 orang.
Sedangkan lanjut Guntur, jumlah pemain dalam tim PON sepak bola sebanyak 20 orang. Artinya, jumlah official harusnya 10 orang. Dan saat ini manajemen tim sebanyak 12 orang. Sisanya nanti manajemen yang mencari tanpa lagi membebani KONI maupun sponsor.
Kedua, katanya, pembagian honor untuk pelatih dan pemain dari pihak KONI dari manajemen tidak mengetahui dan tidak dilibatkan, sehingga manajemen menilai tidak ada peran manajemen, dalam hal ini terutama untuk mengatur tim sebagaimana aturan dalam sebuah manajemen tim. “Sementara tim adalah tanggung jawab manajemen, posisi manajemen saat ini adalah perpanjangan tangan dari Asprov PSSI, karena telah diberikan SK, di dalamnya tercantum semua urusan termasuk mengelola keuangan,”kata Guntur.
Tak hanya pembagian honor, pembagian uang saku juga pihak manajemen tidak mengetahui. “Dari sinilah manajemen menilai, manajemen tidak lagi perlu berada dalam tim, dan lebih baik diserahkan ke KONI yang mengelolahnya,”sebut Guntur.
Menutnya, tim pelatih maupun pemain telah digaji manajemen, sehingga baik honor maupun uang saku yang diberikan KONI, harusnya disampaikan ke manajemen untuk mengelola. Baik untuk bonus atau untuk kebutuhan pelatih dan pemain yang nantinya berada di Papua. “Jadi dana yang dari KONI tidak akan digunakan manajemen untuk kepentingan lain, tetapi itu akan dikembalikan ke pelatih dan pemain. Jadi manajemen masih tetap ada fungsi sebagaiamana selama ini kita jalanakan,”ungkpanya.
Guntur menuturkan, gaji pelatih dan pemain seluruhnya telah dbayar setiap bulan dengan besaran sesuai komitmen antara pelatih, pemain dan manajemen. Dan gaji tersebut, yang dibayar manajemen merupakan pemberian dari sponsor saat ini PT NHM.
Diaku Gunut, saat ini akibat dari hal tersebut, antara pihak manajemen dan pelatih tak lagi harmonis, sehingga manajemen memutuskan untuk tidak bersama, karena dikuatirkan akan mengganggu tim.
Untuk itu, kata Guntur, pihak manajer dan manajemen lainnya memberikan dukungan moril dan berharap agar tim sepak bola PON Maluku Utara tetap memberikan hasil terbaik. “Kami berharap tim memberikan yang terbaik bagi publik Maluku Utara,”sebut Guntur.
Seperti diketahui, gaji tim PON Maluku Utara dari cabor yang diperoleh dari sponsor, pemain dan pelatih sejak awal sudah diberikan gaji oleh manajemen yang didapati dari sponsor. Kata Guntur, untuk pelatih kepala per bulan Rp 20 juta, dan asisten pelatih Rp 12,5 juta, sedangkan untuk pemain dibagi dalam tiga klasifikasi. Untuk klasiviaksi satu senilai Rp 10 per bulan, klasifikasi dua Rp 8 juta dan klasifikasi tiga Rp 6 juta. (cm-red)
Discussion about this post