TERNATE-CM.com, Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawab (LKPJ) Wali Kota 2019, DPRD Ternate mengungkapkan, kondisi sejumlah proyek multi years, salah satunya Pasar Gamalama Modern terhambat akibat terdampak pandemi Covid-19.
Proyek multiyears tersebut, di antaranya pekerjaan konstruksi pembangunan reklamsi kawasan Salero-Dufa Dufa. Pekerjaan konstruksi pembangunan lanjutan reklamasi dan jalan kawasan Kayu Merah-Kalumata, serta pekerjaan lanjutan Pasar Gamalama Modern.
“Proyek multiyears Pasar Gamalama Modern mengalami sedikit hambatan, akibat terdampak kondisi Covid-19. Prediksinya akan mengalami kemunduran,” kata Ketua Pansus LKPJ DPRD Ternate, H. Sudarno Taher saat dikutip dari SKH Seputar Malut, Edisi , Senin (18/5/2020).
Menurut dia, proyek pekerjaan lanjutan pembangunan Pasar Gamalama Modern serta reklamasi dan jalan kawasan Kayu Merah-Kalumata segmen Utara dan Selatan diproyeksikan akan mengalami kemunduran beberapa bulan dari rencana target.
“Progres pembangunan pasar Gamalama Modern secara fisik sudah selesai, tapi untuk progres finishing baru 33 persen. Proyek ini diprediksi tidak selesai sesuai kontrak, karena pembagunan pasar Gamalama Modern hanya sampai 10 Februari 2021,” katanya.

Untuk itu, menurut Sudarno bahwa Budi Liem, selaku Direktur PT Intim Kara, kontraktor pelaksanaan Pasar Gamalama, memprediksi pembangunan tersebut akan molor dari batas akhir kontrak yang sudah ditetapkan dalam dokumen kontrak.
“Alasan Budi Liem sendiri yang menjadi hambatan, yakni alat-alat pabrikasi yang terdiri dari enam lift dan dua eskalator di impor dari China, tapi dengan kondisi saat ini menjadi hambatan alat-alat tersebut tiba di Ternate, dan pekerjaannya akan molor,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Sudarno, pansus akan memberi ikhtiar kepada mereka, termasuk Banggar, apakah kesepakatan tersebut kemudian disepakati ulang atau seperti apa, karena sudah tentu pergeseran kegiatan ini juga harus mendapatkan persetujuan. Pansus berharap, pembangunan pasar Gamalama Modern ini harus dipikirkan, apakah dilanjutkan atau diputuskan kontraknya, karena pandemi Covid-19 atau alternatif lain kalaupun bergeser, harus ada kesepakatan ulang antara pemerintah dengan DPRD.
“Proyek pasar Gamalama Modern baru capai 33 persen dan anggaran kurang lebih Rp 25 miliar di tahun 2019 dan direalisasi baru Rp 10 miliar. Tapi masih ada utang Rp 14 miliar yang harusnya dibayarkan di 2019, tapi baru dibayarkan di 2020, “ tandasnya. (wis/red)
Discussion about this post