MABA-CM.com, Meski tidak ikut berkontestasi, namun, mantan Bupati Halmahera Timur (Haltim), itu masih menjadi magnet di pilkada Halmahera Timur 2024-2029.
Kehadiran politisi kawakan itu tidak hanya ditunggu berbagai lapisan masyarakat, tapi juga mampu menjadi daya tarik tersendiri.
Lihat saja setiap kali H. Rudy Erawan turun mendampingi paslon yang mengusung tagline (Farrel-Jadi) nomor urut 1, M. Farrel Adhitama – H.Thaib Djalaludin berkampanye, selalu disambut ribuan loyalis dan simpatisan dari pelosok Halmahera Timur.
Menariknya, dalam kondisi apapun, H. Rudy selalu tampil tegar dan tabah dalam menghadapi setiap gelombang fitnah, dan hinaan yang kerap muncul. Seperti saat menghadiri debat kedua pilkada Haltim yang berlangsung di Aula kantor bupati beberapa waktu lalu, sejumlah orang yang dicurigai merupakan pendukung paslon Ubaid-Anjas, meneriaki kata-kata kasar saat H. Rudy hendak masuk ke ruang debat yang di gelar KPU.
“Sangat jarang kita melihat orang yang setegar Haji Rudy. Saya yang orang lain saja tidak rela beliau diperlakukan seperti itu. Tapi itulah Haji Rudi, beliau punya ketabahan yang luar biasa,” ujar Abu Muid.
Menurutnya, H. Rudi Erawan masih memiliki tempat di hati masyarakat Haltim, karena saat menjadi bupati, banyak prestasi yang ditorehkan H. Rudy, mulai dari pembangunan pasar, masjid, gereja, sekolah, jalan, hingga menghadirkan berbagai fasilitas di Maba sebagai ibukota Halmahera Timur.
“Yang tak kalah hebat adalah perjuangan memekarkan Wasile sebagai Daerah Otonom Baru. Haji Rudy yang memulainya. Dan Insya Allah di pemerintahan Farrel Jadi ke depan, Wasile akan jadi kabupaten baru,” terangnya.
Merespons hal ini salah satu tokoh Maba, Syamsudin Basir angkat bicara. Menurutnya, budaya Ngaku re Rasai (Kebersamaan dan Kekeluargaan), Budi re Bahasa (Kebaikan dan Berbicara), Sopan re Hormat (Menghargai dan Menghormati) dan Mtat re Mimoi (Takut dan Malu) sebagai modal sosial itu melekat dan tertanam dalam jiwa raga orang Maba. Melihat perilaku orang-orang yang dicurigai itu Syamsudin haqqulyakin bahwa sikap dan perilaku mereka yang dipertontonkan kepada khalayak publik itu jauh dari sifat asli orang Maba.
“Orang-orang minim pengetahuan itu saya curiga mereka orang suruhan yang terorganisir. Saya yakin itu, karena itu bukan sifat dan budaya kita orang Maba,” tandasnya.
Menurutnya upaya penghinaan, mendiskriditkan hingga pencemaran nama baik sosok H. Rudy, namun, Sang pengabdi ini tetap tegar. “Yang kuasa Allah maha tahu, pasti ada ganjaran balasannya,” tuntas Syamsudin. (cm-red)
Discussion about this post