MABA-CM.com, KPU Halmahera Timur menggelar debat publik kedua di aula Kantor Bupati Haltim. Senin (04/11). Dari debat tersebut, terlihat jelas perbedaan kualiatas dari dua pasangan calon (Paslon), yakni M. Farrel Adhitama – Hi. Thaib Djalaluddin (Farrel-Jadi) dan Ubaid Yakub – Anjas Taher. Jika Farrel-Jadi terlihat lebih menguasai debat dengan berbagai argumen yang memberi harapan besar bagi kemajuan Halmahera Timur, paslon Ubaid-Anjas justru terlihat lebih banyak menebar janji.
Sebagai contoh tata kelola SDM pemerintahan. Farrel-Jadi lebih fokus pada penataan kelembagaan dengan melakukan optimalisasi tata kelola pemerintahan dan manajemen aset. Di mana langkah pertama yang akan dilakukan yakni mendata ulang performa dari setiap ASN maupun staf di pemerintahan dengan berbagai indikator. Selanjutnya akan dilakukan pendampingan dan pelatihan dengan harapan dalam kurun waktu bertahap, performa ASN akan meningkat. Dengan demikian, kepercayaan publik terhadap ASN akan meningkat yang akhirnya akan diikuti perbaikan layanan publik.
“Secara triwulan kita akan evaluasi kinerja ASN, kita akan lihat performa-performa mana mengalami penurunan. Pastinya kita masih membutuhkan putra-putri Halmaera Timur untuk sama-sama mengabdi dan memajukan daerah. Oleh sebab itu, honorer ataupun ASN-ASN yang dipecat, pasti akan kita kembalikan untuk sama-sama mengabdi dan memajukan Halmahera Timur,” kata Farrel.
Lain hal dengan Ubaid. Saat menjawab pertanyaan panelis tentang nilai indeks reformasi birokrasi dan SAKIP yang belum optimal, Ubaid lebih banyak mengeluh soal perencanaan penganggaran dan pelaksanaan yang hanya berorientasi pada output, belum pada outcome dan impact. Oleh karena itu dia berjanji, kedepan seluruhnya harus terintegrasi antara output, outcome dan impact, dan memperkuat APIP.
“Kedepan kami akan memperbaiki ini,” janjinya.
Hal lainnya adalah terkait delapan indikator mutu pendidikan. Farrel-Jadi secara detail menjelaskan tentang standar kompetensi, standar infrastruktur dan standar anggaran yang menjadi konsennya kedepan melalui program Haltim Super yang berorientasi pada sektor pendidikan. Program ini katanya, sudah merangkum persoalan pendidikan, mulai dari biaya pendidikan yang akan digratiskan, penyediaan infrastruktur pendidikan yang masih sangat minim, serta meningkatkan kompetensi guru.
“Saat ini, sekolah-sekolah kita banyak sekali keluhannya. Contohnya adalah kekurangan ruang kelas, kekurangan Lab Biologi ataupun Lab Komputer. Ke depan kita pasti akan mengalokasikan dana untuk membangun kembali ataupun merevitalisasi sekolah-sekolah agar lengkap dengan ruang-ruang kelas yang baru. Kita juga akan perhatikan kehidupan guru dengan memberikan TPP dua kali lipat, dan dicairkan di setiap bulannya,” ungkap Farrel.
“Kami sudah melakukan survei sampai ke Maba Utara. Di sana masih banyak sekali guru-guru yang tinggal di dalam sekolah, dan itu sangatlah tidak layak. Pada saat hujan mereka kehujanan, tidur di atas sofa, padahal mereka adalah tulang punggung pendidikan. Oleh sebab itu, untuk guru-guru yang dimutasi jauh dari domisilinya, akan kita kembalikan agar mereka bisa lebih nyaman mengabdi dan mengajar di sekolah dekat dengan keluarga mereka,” jelasnya.
KPU Haltim menggelar debat kedua pilkada Haltim dengan tema, tata kelola pemerintahan, pembangunan SDM, Sosial dan Budaya. Debat ini dipandu dua moderator, Fitriningsih Pratiwi Mahmud, M. Hum dan Thuraiqiyyah Syamsuddin, S.Sos. Adapun sebagai panelis yakni, DR. Ridha Ajam, M.Hum (Akademisi), Prof. DR. Zubair Saing, ST.MT (Akademisi), DR. Soleman Saidi (Akademisi), DR. Faisal MAlik, SH, M.Hum (Akademisi). (cm-red)
Discussion about this post