WEDA-CM.com, Bermula dari penyataan Nuryadin Ahmad, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), menyebut Halmahera Tengah kehilangan kesejatian Fagogoru karena dipimpin Ikram Malan Sangaji (IMS) selama 1 Tahun 7 bulan.
Pernyataan Nuryadin tersebut ditanggapi Hamdan Halil, Politisi Partai Bulan Bintang (PBB), menyebut Nuryadin keliru dan mengkritik calon Bupatinya sendiri yakni Elang-Rahim.
“Justru yang mengeksploitasi Fagogoru adalah Elang Rahim dengan menggunakan slogan ini untuk mengkompori emosi rakyat Halteng secara berlebihan dan memantik perlawanan sesama anak kampung”. Ungkapnya.
Lanjut Hamdan, Sejak paket Elang Rahim pada 2017, Slogan Fagogoru dan anak kampung atau Putra Daerah dihembus untuk menyerang lawan politiknya yakni Mutiara yang diposisikan sebagai pendatang dan bukan orang Fagogoru.
Massa rakyat didoktrin dengan isu dan ujaran kebencian kepada Mutiara sedemikian rupa.Namun setelah terpilih, watak asli Elang yang temperamen terbawa dalam pengelolaan pemerintahan sehingga tidak bisa memposisikan kepada siapa meluapkan amarahnya.
Lanjut Hamdan, Tabiat memarahi orang di depan umum dengan kata-kata kasar yg mencolok dan menyayat hati. Tentu ini sebentuk ketegasan, tetapi pada batasan tertentu perasaan orang tersakiti dan kehormatannya runtuh oleh arogansi seorang pemimpin yg dipilihnya
“Apakah ini cermin pemimpin Fagogoruis? Oh tidak, maaf ini kempimpinan yang kasar dan menciderai rasa berfagogoru bertentangan dengan nilai sopan re hormat budi re bahasa” tandasnya.
Lanjut Hamdan, kalau ada yg menjadi antitesa dari kepemimpinan kelam itu, kenapa tidak mempertahankan yang baru. IMS memberi rasa nyaman dan hormat kepada orang Halteng dalam perilaku pemerintahan dengan program populisnya.
Selain itu, Dalam konteks rotasi kepemimpinan generasi fagogoru. Kalau tidak ada figur lain yang bertarung berarti hanya Elang dan Mutiara. Kehadiran IMS adalah penantang baru sekaligus jadi penanda apakah rivalitas politik dua figur diatas bisa diakhiri ataukah terus berlanjut sesama anak fagogoru saling sikut. Keduanya potensial langgengkan politik dinasti dan pro status quo.
Lanjut Hamdan, Bila IMS yang terpilih, maka akan ada tatanan baru kepemimpinan generasi fagogoru di masa mendatang. Semuanya seperti dimulai dari awal. Tokoh- Tokoh muda seperti Nuryadin atau Munadi Kilkoda Abang sangat mungkin jadi calon Bupati.
“Memenangkan IMS dalam konteks ini adalah perjuangan anak kampung atas tatanan politik baru tanpa dinasti dan pro status quo. Warga Halteng telah tersadar berani keluar dari lorong-lorong sempit primordial”
Terakhir, Hamdan menyebut, bila apa yang diasumsikan oleh Nuryadin itu benar, bukankah Nuryadin merupakan orang terdekat yang melakukan skenario program dan usulan penting kepada IMS, namun hanya karena perbedaan pilihan politik lalu menyerang IMS dengan isu berbasis suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).
“Jangan hanya karena kita berbeda secara politik, lalu batasan etika komunikasi politik yang terkristal dalam ajaran Fagogoru terabaikan dan mengeyampingkan hubungan harmonis dan kebaikan bersama yang terjalin selama ini” tutupnya. (biL)
Discussion about this post