TOBELO-CM.com, Kedatangan Sultan Tidore, Husain Alting Sjah, mendapat sambutan hangat dari warga Kabupaten Halmahera Utara.
Saat berada di Desa Ori, Kecamatan Galela Selatan, Sultan disambut dengan harapan dan doa oleh warga termasuk enam imam dari berbagai desa. Mereka berkumpul untuk menyambut Sultan Tidore dalam sebuah acara yang sarat makna dan hikmat.
Para imam desa tetangga yang hadir menemui Sultan, yakni imam Desa Ori Igobula, Seki, Soakonora, Togawa dan Togawa Besi.
Saat matahari mulai terik di atas kepala, salasatu rumah di Desa Ori dipenuhi warga yang ingin melihat Sultan. Imam Desa Ori, dengan wajah penuh harap menyampaikan doa khusus.
“Biar hari ini Sultan tidak bicara soal Gubernur (Maluku Utara), tapi kami berdoa agar Sultan menjadi Gubernur,” ucapnya dengan tulus, menyambut Sultan di depan rumah, Jumat (14/6).
Sultan Tidore dalam balutan batik dengan peci hitam diberi kesempatan berbicara di hadapan para imam dan warga. Dengan nada bijak, ia menyampaikan maksud kedatangannya sebagai Anggota DPD aktif yang menjalani tugas menyosialisasikan tentang empat pilar kebangsaan.
Meski begitu, Sultan telah memahami bahwa pilar-pilar kebangsaan telah tertanam di dada para imam.
“Saya tidak perlu jelaskan empat pilar kepada pak imam, karena saya tahu pak imam semua sangat paham dan sudah praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Itu sama dengan pesan-pesan orang tua kita,” kata Sultan.
Mantan pejabat di lingkup Pemerintah Kota Ternate itu justru menyampaikan agar para imam turut menjaga persatuan dalam menghadapi pilkada pada November 2024 nanti.
“Menghadapi pilkada pasti ada gesekan. Pilkada hanya sementara. Jangan sampai ia membuat keretakan dalam kehidupan sosial, menjadikan tetangga dengan tetangga tak saling sapa dan silaturahmi,” ujar Sultan, menekankan bahwa Pilkada hanyalah bagian kecil dari ibadah yang lebih besar.
“Ada ibadah lain yang lebih besar seperti menjaga hubungan antarsesama, mendidik anak, membantu orang lain. Jangan jadikan pilkada sebagai ajang kompetisi yang tidak fair sehingga menimbulkan perpecahan,” sambungnya.
Sultan mengimbau kepada para imam untuk tetap menjaga kedamaian dan kebersamaan.
Doa, bagi Sultan, adalah senjata utama. “Saya minta doa agar hati saya terang, pikiran terang, sehingga bisa jadi suri tauladan bagi keluarga dan umat,” ujar Sultan dengan rendah hati.
Sultan tidak hanya meminta doa untuk dirinya sendiri, tetapi juga mendoakan para imam dan warga agar hidup rukun dan sejahtera.
Di dalam rumah yang sederhana, doa-doa dipanjatkan oleh para imam terdengar begitu hikmat. Bagi mereka, Sultan Tidore bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga simbol persatuan dan harapan bagi masa depan yang lebih baik.
Pada akhir acara tatap muka, Sultan tak lupa menyerahkan satu ekor sapi kurban untuk Iduladha 1445 H.
“Saya punya niat menyerahkan kurban. Semoga menjadi berkah untuk torang semua,” ucap Sultan.
Tampak pertemuan berakhir dengan harapan besar yang terpatri di hati setiap orang yang hadir.
“Torang percaya bahwa doa-doa yang dipanjatkan dengan tulus akan membawa berkah dan perubahan positif bagi seluruh Maluku Utara,” tandas Jimi, salah satu warga, di akhir acara.
Di Desa Igobula
“Pak Gub,” begitulah Yumna Pono, bersama sejumlah ibu-ibu menyambut kedatangan Sultan Tidore Husain Alting Sjah, di rumahnya di Desa Igobula, Galela Selatan, Halmahera Utara, Jumat (14/6/2024).
Yumna dan ibu-ibu menyalami Sultan dengan sangat akrab. Mereka tampak gembira dengan kedatangan Anggota DPD itu.
“Torang so tunggu dari kemarin. Hari ini juga tong tunggu Ou (Sultan) sampai pisang goreng dingin. Semoga Ou jadi gubernur tahun ini,” sambut Merianu, si pemilik rumah, sembari bersalam dan mencium tangan Sultan.
Merianu kepada awak media mengaku sosok Sultan Tidore sudah sangat familiar di desa tersebut. Sebab ia sudah berulang kali mampir untuk bersua dengan warga Igobula.
“Ou so biasa di sini. Jadi Insyaallah torang semua dukung Ou jadi gubernur,” tambahnya.
Kedatangan Sultan Tidore di Igobula, Kecamatan Galela Selatan, Halmahera Utara, Maluku Utara, untuk melanjutkan sosialisasi empat pilar kebangsaan. Sebagai anggota DPD RI Komite 1, Sultan berkewajiban menyosialisasikan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika kepada konstituen di Malut.
Sultan menyatakan, selain sosialisasi, kedatangannya untuk bersilaturahmi dengan warga. Ia mengapresiasi warga yang telah mempraktikkan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
“Jauh sebelum sosialisasi, empat pilar ini sudah diajarkan orang tua kita. Berbuat baik pada sesama, menjaga ibadah, merawat silaturahmi,” katanya. (cm-red)
Discussion about this post