TERNATE-CM.com, Kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Ternate begitu terasa bagi pelaku usaha kecil menengah di Kota Ternate. Demikian dikatakan Ketua HIPMI Provinsi Maluku Utara, Bacthiar Kader.
Menurutnya, sektor UMKM seperti food and bavarage kini menghadapi persoalan pelik, akibat dari PPKM yang diterapkan di Kota Ternate. Sebagai kota jasa, Ternate tentu akan merasakan bagaimana menurunnya pendapatan di sektor ini.
Bagi HIPMI, Pandemi Covid 19 adalah sebuah tantangan bersama yang butuh kolaborasi agar kita semua mampu bertahan dan survive, baik secara sosial pun ekonomi.

Pemberlakuan PPKM di Kota Ternate haruslah mengacu pada trend dan grafik dari jumlah pasien Covid-19.”Sebab setahu kami, Kota Ternate sekarang mengalami penurunan grafik serta perubahan warna dari zona merah ke Orange,” katanya.
Untuk itu katanya, yang perlu dilakukan oleh pemkot adalah upaya sistematis terkait penguatan kesadaran dan ketaatan protokoler kesehatan di ruang publik, serta sektor-sektor ekonomi penyedia jasa.
Yang harus diatur katanya, adalah tingkat pengunjung dalam satu tempat perlu dibatasi, bukan malah membatasi jam operasi penyedia jasa.
“Kami yakini, pelaku usaha akan tetap mematuhi segala kebijakan pemerintah selama kebijakan itu mampu membuat mereka survive dan adaptif, jika tidak, kita hanya bisa menghitung berapa pengusaha khususnya UMKM yang harus gulung tikar,” katanya. (cm-red).
Discussion about this post