TERNATE-CM.com, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ternate menilai, pengawasan internal di pasar-pasar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) masih lemah dan tidak baik, sehingga memberikan ruang orang lain melakukan aksi pungutan liar (pungli).
“Masih lemah dan buruk pengawasan internal itu memberi peluang bagi warga melancarkan aksi pungli ke pedagang dan orang yang bekerja di pedagang itu,” jelas Wakil Ketua DPRD Ternate, H. Djadid Ali, Rabu (28/7/2021).
Politisi Golkar ini mengatakan hal itu menyikapi orang lain bukan petugas minta uang ke ibu-ibu pengupas/pembersih bawang di Pasar Percontohan Rp 50.000 dan Rp 300.000 dan pedagang pasar Barito sebesar Rp 1 juta.

“Pengawasan internal masih sangat lemah. Hal ini tidak boleh dibiarkan, di anggap remeh dan sepeleh. Ruang ini terlalu lemah, sistem pengawasan buruk, sehingga memberi peluang bagi orang lain melakukan aksi pungli,” katanya.
Djadid mengatakan, ini merupakan catatan paling buruk dalam program 100 hari kerja Wali Kota dan Wakil Walikota. Wali kota harus mengevaluasi kinerja pengawasan internal yang dilakukan Disperindag pada pasar-pasar yang ada.
Sistem pengontrolan oleh petugas yang tercatat di perangkat daerah terkait harus setiap pagi ada apel sebelum turun ke lapangan dalam melakukan pengawasan. Sebab pengawasan internal dinilai masih sangat lemah.
“Sistem pengontrolan ini harus berjalan secara rutin, diatur dan dijadwalkan dalam sebulan sekali dilakukan evaluasi, sehingga dapat mengukur pengawasan yang dilakukan petugas tersebut,” kilahnya. (wis/cm-red)
Discussion about this post