SOFIFI-SR.com, Arifqih Maulana Ramli (19), waga asal Kelurahan Rua, Kota Ternate, Maluku Utara, yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di kapal berbendera China, yang meninggal dunia dalam pelayaran di perairan Afrika, jenazahnya dijadwalkan Minggu ini akan dipulangkan dari Rumah Sakit Seychelles ke Indoesia
Pemulangan jenazah Arifqih setelah dilakukan otopsi, namun penyebab kematian belum disampaikan ke KBRI. ”Pak Firman staf KBRI Nairobi kemarin kontak ke Seychelles, bahwa otopsi sudah dilakukan. Hasil otopsi dan dokumen-dokumen lain masih dalam proses, sehingga KBRI belum dapat menerbitkan surat keterangan kematian,” kata Kabid PHI dan Pengawasan Disnakertras Provinsi Malut, Abujan Abd Latif, pada wartawan, Senin (16/12/2019).
enurutnya, pemulangan jenazah atas permintaan orang tua korban yang disampaikan melalui surat pernyataan yang dikirim ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Deputi Bidang Perlindungan.”Surat pernyataan dari orang tua almarhum, sehingga pihak BNP2TKI menindaklanjuti untuk dipulangkan,” katanya, Dan berharap pemulangan jenazah dalam Minggu ini sampai di Indonesia. “Kita berdoa saja sehingga pemulangan jenazah berjalan lancar,”tambahnya.
Abujan mengaku, Pemerintah Provinsi Malut melalui Disnakertrans Malut terus berkoordinasi dengan pihak KBRI terkait dengan perkembangan pemulangan jenazah.
Sebelumnya, pihak keluarga sangat berharap pemulangan jenazah Arifqih ke Ternate. Dalam konferensi pers yang digelar orangtua Arifqih, Ramli Naser dan Salma M. Arif beberapa waktu lalu, di rumah salah satu kerabat mereka di Kelurahan Sangaji, Kota Ternate Utara, Ramli mengatakan, Arifqih direkrut oleh agen perusahaan kapal PT Lakemba Perkasa Bahari bernama Rismon Latif pada Agustus 2018.
Pemuda asal Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate itu hendak dipekerjakan di kapal ikan Zhang Yuan Yu 22. “Kapal itu berbendera China, tapi operasinya di Negara Mauritius, Afrika Timur,” katanya.
Pada bulan November 2018 hingga Maret 2019, Arifqih mengikuti training di Tegal, Jawa Tengah. Kemudian 26 Maret 2019, ia bersama 9 temannya diberangkatkan ke Afrika melalui rute Jakarta – Kualalumpur – Dubai – Mauritius. “Pada 28 Maret mereka tiba di Mauritius dan pada besoknya Arifqih menghubungi ibunya,” kata Ramli. Seraya menambahkan, saat menghubungi ibunya melalui sambungan telepon, Arifqih mengatakan akan mulai berlayar pada 6 April 2019. (red)
Discussion about this post