TERNATE-SR.com, Sebanyak 312 jiwa yang berada di Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate mengungsi akibat gempa Maluku Utara yang berkekuatan Magnitudo 7,1, Jumat (15/11/2019) dini hari. Gempa yang terjadi mengakibatkan 2 orang mengalamai luka ringan, 30 unit rumah rusak ringan, 5 fasilitas umum seperti gereja, sekolah dan bank unit BPRS Ternate.
Para pengungsi mengalami trauma akibat gempa yang terjadi, hingga Ahad (17/11/2019), masyarakat Batang Dua, terutama kelurahan Mayau masih memilih mengungsi di tempat yang lebih tinggi, karena gempa susulan sering terjadi hingga kini.
Pendeta GPM Imanuel Ternate, Pendeta Donny Toisuta pada wartawan, di Posko Informasi dan Bantuan, Ahad (17/11/2019) mengatakan, posko yang berada di lokasi Gereja Ayam (GPM Imanuel Ternate) dibentuk untuk melakukan klarifikasi informasi, terkait dengan data-data yang tidak benar di lapangan. Dimana, pihaknya menerima data langsung dari tim relawan GPM yang ada di Batang Dua, yang sampai saat ini bekerja langsung di lokasi kejadian, tepatnya di kelurahan Mayau, Batang Dua.

Selain itu juga kata pendeta, pihaknya juga menerima bantuan yang diberikan oleh masyarakat umum dan organisasi terkait yang akan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan terjadi akibat gempa yang mengguncang Maluku Utara, Magnitudo 7,1.
Dikatakan, bantuan yang paling urgen, misalnya bantuan berupa 25 tarpal yang disumbangkan oleh GPM bersama dengan 15 buah senter. Kami juga menerima makanan ringan, mie instan, makana bayi, tarpal, tikar dan minyak kayu putihn dan selimut. Bantuan tersebut menurut pendeta, sangat penting karena masyarakat sangat membutuhkan bantuan tersebut sesuai yang dibutuhkan menurut tim relawan GPM yang berada di Batang Dua. “Bantuan sudah kami kirim dengan menggunakan Kapal KMP Bobara yang dikirimkan oleh teman-teman AM Gereja Imanuel Ternate ke Mayau untuk didistribusikan ke korban,” katanya.
Menurutnya, jumlah pengungsi sesuai data yang tercover dari tim relawan GPM, sebanyak 312 jiwa dan mereka mengungsi di dua titik, yakni SMA Negeri 11 Ternate dan lapangan Lagio. “Pengungsi terdiri dari anak-anak, perempuan dan lansia. Mereka trauam sehingga harus menyelamatkan diri di tempat yang lebih tinggi di lapangan Lagio. Hampir setiap malam terjadi gempa susulan, karena takut warga memilih tidur di tenda-tenda pengungsi hingga pagi,” katanya. Seraya berharap pihak pemerintah kota Ternate secepatnya turun ke lokasi, agar bia mengetahui kondisi terkini masyarakat di Pulau Batang Dua.
Sementara itu, Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman, mengkalim warga Batang Dua tidak mengungsi, tetapi warga hanya menjauhkan diri di daerah saat terjadi gempa Magnitudo 7,1. “Pemkot Ternate terus memantau melalui kepala kecamatan Batang Dua dan kita bisa kendalikan dari kota Ternate,” katanya.
Untuk itu kata wali kota, Senin (18/11/2019) hari ini tim akan turun untuk mendeteksi secara langsung kerusakan-kerusan yang ada di kecamatan Batang Dua. Karena sesuai hasil laporan yang diterima, hanya rusak ringan saja, kemudian ada dua orang yang mengalami luka ringan namun sudah diobati. ”Sampai sekarang hingga siang berdasarkan infomasi dari camat dan lurah setempat, kehidupan masyarakat normal-normal saja, cuma karena diawal ada peringatan tsunami, sehingga membuat masyarakat iktiar lebih tinggi, sehingga mereka mengantisipasi, dimana sebagian warga yang bergeser ke daerah ketinggian,” katanya.
Burhan mengatakan, pemkot akan memberikan bantuan terhadap 30 rumah warga dan 3 sarana umum yakni gereja, dan kantor cabang BPRS Bahari Berkesan yang rusak akibat gempa. Namun pemkot Ternate akan mendeteksi dulu, karena keadaan bagini kadang-kadang datanya simpang siur, kadang-kadang ada terkena, bisa juga ada tidak terkena, tapi kita sudah mendapat informasi dari camat dan lurah nanti diperkuat dengan tim yang turun langsung di lapangan,” katanya.
Untuk itu, wali kota menghimbau kepada masyarakat kota Tetnate, terutama bagi warga Batang Dua untuk jangan panik, namun perlu iktiar dan jangan terlalu cepat mendengar informasi dari sumber yang tidak jelas. “Jadi informasi-informasi itu harus dari sumber yang benar punya konpetensi, misalnya BMKG, karena kadang-kadang ada orang menyampaikan informasi akan terjadi hal yang tidak diinginkan, sehingga membuat masyarakat panik. Saya imbau masyarakat jangan panik tapi tetap beriktiar,” katanya.
Sementara itum data yang diterima Seputar Malut malam tadi dari tim relawan AMGPM, terjadi dua gempa susulan mengguncang Batang Dua. Jumlah pengungsi Mayau dan Perum Bersatu bertambah mejadi 446 jiwa, ada 7 bumil, 29 bayi, 33 lansia dan 4 disabilitas. (tim)
Discussion about this post